Beranda » Al-Farabi, Filsuf Muslim Abad Pertengahan (3)

Al-Farabi, Filsuf Muslim Abad Pertengahan (3)

Al-Farabi, Filsuf Muslim Abad Pertengahan (1)

Al-Farabi (ilustrasi).

Karya-karyanya
Pada tahun 910 M, ia kembali ke Baghdad. Di Negeri 1001 Malam itu, dia terus mengembangkan ketertarikannya untuk menggali dan mempelajari alam semesta dan manusia.

Ketertarikannya pada dua hal itu membuatnya lebih tekun untuk menggali filsafat kuno, terutama filsafat Plato dan Aristoteles. Selain itu, dia juga menghabiskan waktunya untuk mengajar dan menulis.

Akhir tahun 942 M, Al-Farabi hijrah dari Baghdad ke Haleb (Aleppo) karena situasi politik yang memburuk. Selama dua tahun tinggal di Aleppo, pada siang hari, Al-Farabi bekerja sebagai penjaga kebun, sedangkan pada malam hari dia membaca dan menulis karya-karya filsafat.

Ia sempat pula hijrah ke Mesir lalu kembali lagi ke Aleppo pada 949 M. Ketika tinggal di Damaskus untuk yang kedua kalinya, Al-Farabi mendapat perlindungan dari putra mahkota penguasa baru Suriah, Saif Al-Daulah.

Saif Al-Daulah sangat terkesan dengan Al-Farabi karena kemampuannya dalam bidang filsafat, bakat musik, serta penguasaannya atas berbagai bahasa. Menurut banyak sumber, Al-Farabi menguasai 70 macam bahasa dunia.

Semasa hidupnya, Al-Farabi telah menulis sejumlah buku tentang logika, fisika, ilmu jiwa, metafisika, kimia, ilmu politik, musik, dan lain-lain. Yang terpenting di antara karya-karyanya ialah “Agrad al-Kitab ma Ba'da at-Tabi'ah” (Intisari Buku Metafisika), “Al-Jam'u Baina Ra'yai al-Hakimaini” (Mempertemukan Dua Pendapat Filsuf: Plato dan Aristoteles), “Uyun al-Masa'il” (Pokok-pokok persoalan), “Ara'u Ahl al-Madinah” (Pikiran-pikiran Penduduk Kota), dan “Ihsa' al-Ulum” (Statistik Ilmu).

Kehidupan sufi yang dijalani Al-Farabi membuatnya tetap hidup sederhana dengan pikiran dan waktu yang tetap tercurah untuk karir filsafatnya. Ia tutup usia di Aleppo pada 970 M.

Amir Saif Al-Daulah kemudian membawa jenazahnya dan menguburkannya di Damaskus. Ia dimakamkan di pemakaman Bab As-Saghir yang terletak di dekat makam Muawiyah, yang merupakan pendiri dinasti Ummayah.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya