Beranda » Malik As-Saleh, Penyebar Islam di Nusantara dan Asia Tenggara (3)

Malik As-Saleh, Penyebar Islam di Nusantara dan Asia Tenggara (3)

Malik As-Saleh, Penyebar Islam di Nusantara dan Asia Tenggara (1)

Ilustrasi

Penyebar Islam
Selain dikenal sebagai pendiri dan raja pertama dari Kesultanan Samudera Pasai, Malik As-Saleh juga merupakan tokoh penyebar agama Islam di wilayah Nusantara dan Asia Tenggara pada abad ke-13 M.

Karena pengaruh kekuasaan yang dimiliki Sultan Malik As-Saleh, Islam bisa berkembang luas di wilayah Nusantara hingga ke negeri-negeri lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Marco Polo, Malik As-Saleh adalah seorang raja yang kuat dan kaya. Ia menikah dengan putri raja Perlak dan memiliki dua anak. Ketika berkuasa, Malik As-Saleh menerima kunjungan Marco Polo.

Pada masa pemerintahan Malik As-Saleh, Samudera Pasai memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan dan penyebaran Islam di Tanah Air. Samudera Pasai banyak mengirimkan para ulama serta mubaligh untuk menyebarkan agama Islam ke Pulau Jawa.

Selain itu, banyak juga ulama Jawa yang menimba ilmu agama di Pasai. Salah satunya adalah Syekh Yusuf—seorang sufi dan ulama penyebar Islam di Afrika Selatan yang berasal dari Makassar.

Wali Songo merupakan bukti eratnya hubungan antara Samudera Pasai dan perkembangan Islam di Pulau Jawa. Konon, Sunan Kalijaga merupakan menantu Maulana Ishak, salah seorang Sultan Pasai. Selain itu, Sunan Gunung Jati yang menyebarkan Islam di wilayah Cirebon serta Banten ternyata putra daerah Pasai.

Kesultanan Samudera Pasai begitu teguh dalam menerapkan agama Islam. Pemerintahannya bersifat teokrasi (agama) yang berdasarkan ajaran Islam. Tak heran bila kehidupan masyarakatnya juga begitu kental dengan nuansa agama serta kebudayaan Islam.

Sebagai sebuah kerajaan yang berpengaruh, Pasai juga menjalin persahabatan dengan penguasa negara lain, seperti Champa, India, Tiongkok, Majapahit, dan Malaka. Menurut Marco Polo, Sultan Malik As-Saleh sangat menghormati Kubilai Khan, penguasa Mongol di Tiongkok.


Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya