Beranda » Runtuhnya Dinasti Umayyah (4)

Runtuhnya Dinasti Umayyah (4)

Runtuhnya Dinasti Umayyah (1)
Keruntuhan Dinasti Umayyah (ilustrasi).

Fanatisme kearaban Bani Umayyah Kekhalifahan Bani Umayyah memiliki watak kearaban yang kuat. Sebagian besar khalifahnya sangat fanatik terhadap kearaban dan bahasa Arab yang mereka gunakan. Mereka memandang rendah kalangan mawali (orang non-Arab). Orang Arab merasa diri mereka sebagai bangsa terbaik dan bahasa Arab sebagai bahasa tertinggi. Fanatisme ini menimbulkan kebencian penduduk non-Muslim kepada Bani Umayyah. Oleh karena itu, mereka ikut ambil bagian setiap kali timbul pemberontakan untuk menumbangkan Dinasti Umayyah. Keberhasilan Bani Abbas dalam menumbangkan Bani Umayyah disebabkan antara lain oleh dukungan dan bantuan mawali, khususnya Persia, yang merasa terhina oleh perlakuan pejabat Bani Umayyah. Kebencian golongan Syiah Bani Umayyah dibenci oleh golongan Syiah karena dipandang telah merampas kekhalifahan dari tangan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Menurut golongan Syiah, khilafah (kepemimpinan atau kekuasaan politik) atau yang mereka sebut ‘imamah’ adalah hak Ali dan keturunannya, karena diwasiatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ambruknya Sang Adidaya Setelah tumbangnya kekuasaan Dinasti Umayyah, kemudian muncullah Dinasti Abbasiyah sebagai penguasa dunia Islam. Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam terlama, yakni menguasai dunia selama lebih dari lima abad (750-1258 M). Pada era kekuasaan Abbasiyah, peradaban Islam mencapai puncak kejayaannya. Dinasti Abbasiyah mulai melemah setelah banyaknya mazhab yang menentang pemerintahan. Selain itu, berbagai pemberontakan dan gerakan yang ingin memisahkan diri dari kekuasaan pusat bermunculan di berbagai wilayah. Tak cuma itu, munculnya perdebatan intelektual yang dalam berbagai hal menjurus kepada konflik juga membuat adidaya dunia di era kekhalifahan itu meredup.

Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Nidia Zuraya