Beranda » Sejarah Negara Islam Indonesia

Sejarah Negara Islam Indonesia

RINGKASAN CATATAN SEJARAH PEMERINTAHAN SIPIL NKA NII
7-10 Februari 1948

Masyumi Priangan melangsungkan musyawarah Ummat Islam di Pangwedusan (Priangan) dengan menghasilkan ketetapan:

1. Ummat Islam di Jawa sebelah Barat telah membulatkan tekad untuk terus melanjutkan perjuangan kemerdekaan Indonesia mengusir Belanda Penjajah berdasarkan Islam.

2. Membubarkan Masyumi di Jawa Barat dengan alasan:
a) Masyumi adalah partai yang berdiri dibawah naungan RI yang mau - tidak mau dalam segala sesuatunya harus mengikuti kedudukan RI.
b) Dengan adanya naskah Renvile, maka RI tidak punya alasan lagi untuk mengadakan hubungan dengan Jawa Barat, karena Jawa Barat telah diserahkan oleh RI kepada pihak Belanda.

3. Membentuk Majelis Islam (MI) sebagai Lembaga Perjuangan.

4. Mengangkat Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (SMK) sebagai Imam Islam yang memimpin Majelis Islam tersebut.

5. Sebagai alat perjuangan MI maka, di bentuklah Tentara Islam Indonesia (TII) dan Pahlawan Darul Islam (PADI) yang terdiri daripada bekas kelengkapan Masyumi, Hizbullah,dan Sabilillah.

Tim Verifikasi Pengangkatan Imam:
1. Putra K.H. Zaenal Mustofa
2. K.H. Mustofa Kamil
3. Mualim Aut

Daftar Calon Imam:

1. K.H. Yusuf Taujiri (Garut)
2. K.H. Sanusi (Gunung Puyuh-Sukabumi)
3. K.H. Abdul Halim (Majalengka)
4. K.H. Sobari
5. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo

Hasil; Imam dan Anggota Dewan Imamah
1. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo : Imam merangkap Kuasa Usaha (Menlu)
2. Kamran : Wakil Imam merangkap Menhan
3. Sanusi P. : Mensesneg merangkap Mendagri
4. K.H. Gojali Tusi : Menkeh
5. Toha Arsyad : Menpen
6. Udin Kartasasmita : Menkeu
7. Anwar Cokroaminoto : Wakil NII di RI
8. Abikusno : Wakil NII di Yogya

Agendanya:
1. Mendidik rakyat agar cocok menjadi WNII.
2. Memberikan penjelasan kepada rakyat bahwa Islam tidak bisa dimenangkan melalui feblisit (suara terbanyak).
3. Membangun daerah-daerah basis.
4. Memproklamasikan NII.
5. Membangun NII sehingga kokoh kedalam dan keluar. Dalam arti didalam negeri bisa melaksanakan Syariat Islam seluas-luasnya dan sesempurna-sempurnanya. Sedang keluar sanggup berdiri sejajar dengan negara-negara lain.
6. Membantu perjuangan Muslim di negara lain sehingga cepat bisa melaksanakan wajib sucinya.
7. Bersama-sama negara Islam membentuk Dewan Imamah Dunia untuk mengangkat Khalifah Dunia.
17 Februari 1948

DI-TII angkat senjata di gunung Cepu
2 Maret 1948

Konferensi Ummat Islam di Cipeundeuy-Cirebon dihadiri oleh wakil-wakil, didalam keputusan Musyawarah tersebut secara aklamasi menerima keputusan musyawarah Priangan Timur (Pangwedusan)
25 Agustus 1948

Maklumat Imam No. I, tentang: Pertahanan Rakyat
27 Agustus 1948

Dibentuknya Qanun Asasi NII Muqadimah, 16 BAB 34 Pasal dan masa peralihan
28 Oktober 1948

Maklumat Imam No. 2, tentang: Perubahan susunan DI Pengangkatan Wakil Resmi NII di RI
2 November 1948

Maklumat Imam No. 3, tentang: Pertahanan Rakyat dan Mobilisasi
10 Desember 1948

Maklumat Imam No. 4, tentang: Hubungan Internasional Perubahan kembali susunan Dewan Imamah
20 Desember 1948

Maklumat Imam No. 5, tentang: Pernyataan Perang DI-TII terhadap Belanda
21 Desember 1948

Maklumat Imam No. 6, tentang: Peryataan Sikap; mendirikan NKA-NII sebagai kelanjutan perjuangan kemerdekaan 17-08-1945 dan wakil mutlak NII di RI
23 Desember 1948

Maklumat Imam No. 7, tentang: Peryataan NII
1. NII dalam keadaan Perang
2. Hukum-hukum Perang
3. Dewan Imamah diganti menjadi K.T.
4. Pengesahan Pimpinan NII dan Pimpinan Majelis di tiap-tiap Daerah
25 Januari 1949

Maklumat Militer No. I, hal: Tentara Liar dan Gerombolan
31 Maret 1949

Maklumat Militer No. 2, hal: Bendera Negara, Bendera Tentara, Bendera Negara dan Tentara di masa Perang
7 Agustus 1949 (12 Syawal 1368)

Proklamasi Negara Karunia Allah-Negara Islam Indonesia di Jawa Barat (NKA-NII)
20 Agustus 1949

MP No. 1, hal: Penjelasan Proklamasi 1949 Kitab Undang-Undang Pidana (STAAT REGHT) 4 Tuntunan, 10 Bab, 30 Pasal

——————————————————————————————————————————————————————————————————–
RINGKASAN CATATAN SEJARAH PEMERINTAHAN MILITER NKA NII
3 Oktober 1949

MKT. No. 1, hal: Menetapkan Bentuk Komandemen:
1. Dewan Imamah menjadi Komandemen Tertinggi
2. PADI dan unsur-unsur lain menjadi TII
3. BKN dan unsur-unsur lain menjadi PII
10 Oktober 1949

MP No. 2, hal:
1. Bawalah UIBI ke Mardhotillah
2. Melepaskan diri dari keyakinan & kekuasaan penjajah
12 Oktober 1949

MKT. No. 2, hal: Kewajiban Angkatan Senjata, memutuskan; dibangun suatu organisasi rakyat dengan nama dalam bentuk BARIS
14 Oktober 1949

MKT. No. 3, hal: Hubungan Internasional dan Inter Insuler dibawah keputusan KT-APNII
15 Oktober 1949

MKT. No. 4, hal:Peleburan Tentara dan ketentaraan diluar TII
31 Desember 1949

MP. No. 3, hal: Kalam akhir GOOD WILL
1 Januari 1950

MKT. No. 5, hal: Larangan atas organisasi, partai, perhimpunan, perkumpulan gerakan lainnya dengan sifat, corak, bentuk dan dasar yang manapun juga. Diluar organisasi Negara atau organisasi yang dibentuk disahkan oleh pemerintah.
7 September 1950

SP. No. 4, hal: Semboyan; “Bawalah UIBI kearah Mardhatillah kalau perlu dengan dipaksa”. Pedoman tiada wajib dan yang maha suci melainkan hanyalah wajib dan tugas menggalang NKA-NII. Tinjauan kedepan Oleh: KT-APNII
10 September 1950

MKT. No. 6, hal: Pembaharuan Bai’at diwajibkan kepada:
a. Seluruh tentara mulai Komandan
b. Semua pemimpin-pemimpin Negara dalam segala tingkatan
c. Anggota-anggota kader
17 Oktober 1950

Ketetapan KT. No. I, hal: Administrasi Keuangan Negara
7 Februari 1951

MKT. No. 7, hal: Peringatan HUT ke-3 (APNII), ummat Islam Bangsa Indonesia-Angkatan Senjata
7 Agustus 1952

Manifesto Politik NII No. 5 oleh KUKT-APNII Nota Rahasia I dan II Nasihat Pemerintahan NII
12 Oktober 1952

MKT. No. 8, hal: Memperhebat dan Mempercepat persiapan perang Totaliter. Penyempurnaan Bentuk Komandemen Lampiran MKT. No. 8 Penjelasan & Catatan: 5, 6-7 (Pedoman Gerilya)
17 Oktober 1952

MKT. No. 9, hal: Pemberian Pangkat dan pemakaian Tanda Pangkat
21 Oktober 1952

MKT. No. 10, hal: Konsolidasi Militer dan Alat Negara lainnyaLampiran 5 MKT. No. 10PPT. Kedudukan TIIa. Sebagai Tentara Allahb. Sebagai Tentara Ideologic. Sebagai Tentara Islamd. Sebagai Tentara RakyatPPT. III, Sapta Subaya
3 September 1953

S.P. No. 6, hal: Pemakluman Perang RIK terhadap NKA-NII oleh KUKT IdarulHuda
5 Oktober 1953

S.P. No. 7, hal: Masalah Aceh
5.B: 1 sampai 5 Penjelasan Struktur KUKT, diangkat dari AKT
19 November 1953

S.P. No. 8, hal:Pilih NKA-NII atau Pancasila oleh KUKT I. Huda
21 Desember 1953

Statement KT-APNII No. 9, tentang; Perkara Schmit dan Jungler oleh Jaya Sakti
7 September 1956

Statement KT-APNII No. 10, tentang; Bukti kebenaran NII dan bukti kepalsuan, kecurangan serta pengkhianatan RI 1950. Pancasila Komunis oleh AKT/Wk. KSU APNII, Jaya Sakti.
7 Agustus 1959

MKT. No. 11, hal: Pembentukan Komando Perang dan Penyempurnaan Stel-sel Komandemen Memutuskan:
A. Pembagian Indonesia dan 7 daerah perang atau Sapta Palagan
B. Susunan Komando Perang1. KPSI dipimpin oleh Imam-Plm. T. APNII. Jika karena satu atau lain hal ditunjuk dan diangkatlah seorang Panglima perang, selaku penggantinya, dengan purbawiesesapenuh. Calon pengganti Panglima Perang Pusat ini diambil dari dan diantara anggota-anggota KT, termasuk didalamnya KSU dan KUKT, atau dari dan diantaranya para Panglima Perang, yang kedudukannya dianggap setaraf dengan kedudukan anggota-anggotanya KT.Penjelasan MKT. 11, No. 4: Pemberi Komando dan Pelaksana Komando Pada umumnya segala saluran kenegaraan, dalam bidang-bidang Militer maupun dalam lapangan politik, juga selama masa perang ini, berjalan terus melalui system Komandemen, seperti yang tetap berlaku hingga saat ini. Tetapi di saat-saat genting-runcing, dimana Imam Plm. T.mengeluarkan Komando Umum, maka disaat itu kita hanya akan mengenai 2 (dua) tingkatan Pimpinan Peran, Pimpinan Negara dan Pimpinan Jamaah Mujahidin,Pimpinan Ummat berjuang, yakni:
A. Tingkatan Pimpinan Perang pertama selaku pemberi Komando, ialah: (1) Imam-Plm. T., (2) Plm. Per. KPWB, (3)Plm. Per. KPW, dan (4) Kmd. Pertempuran Kompas, dan B. Tingkatan Pimpinan Perang kedua selaku pelaksana Komando, terdiri daripada (5) Komandan Pertempuran Sub-Kompas, (6) Komandan Pertempuran Sektor (7) Komandan Pertempuran Sub-Sektor, Komandan Lapangan hingga Komandan-Komandan Baris, pelaksanaan akan meliputi lapisan-lapisan rakyat jelata seluruhnya, tanpa kecuali.
1 September 1959

MKT. No. 12, hal:Kedudukan General-staf Komandemen 2
2 September 1959

MKT. No. 13, hal: Penyempurnaan Pemberiaan Pangkat dan Pemakaian Tanda Pangkat
Juni 1961

MKT No. 14 memiliki status hukum sebagai peraturan pemerintah pengganti undang-undang, Sesuai bunyi Qanun Asasi NII Bab 3 pasal 9 Ayat 1.Plm. T. S.M. Kartosuwiryo mengadakan musyawarah di‘Mabes’, sekitar Garut, dengan dihadiri oleh:
1. Imam SMK sebagai Pimpinan Sidang
2. Kepala Majelis Keuangan AKT; Jaja Sujadi, Umar Saiid sebagai Wakil Pemerintah
3. KPWB; Agus Abdullah sebagai Wakil APNII
4. KD; Abu Bakar Misbah sebagai Wakil Dewan Fatwa-Bid.Hukum
5. Tahmid RB sebagai Penulis
6. Kom. Bataliyon Jaga Mabes; Aceng Kurnia sebagai Anggota
7. Kom. Bataliyon-Kom. Wil. setempat; Esja sebagai Anggota
8. Sek-Pri Imam; Pak Jamhur sebagai Anggota
9. Pengawal Pribadi Imam; Pak Ajum

Keputusan Musyawarah merubah ‘Jihad Fisabilillah’ menjadi ‘Jihad Fillah’ ,Imam mengeluarkan maklumat perintah “JIHAD FILLAH” dan perintah penyelamatan Dhohir dan Batin Mujahiddin dan Umat Islam
24 April 1962

Statement KT-APNII No. 11: Perintah Imam yang terakhir Memerintahkan penghentian tembak-menembak, secara hukum didalam Qanun Asasi Bab. IV Ps. 17
4 Juni 1962

Imam S.M. Kartosuwiryo tertawan