Beranda » Misteri di Balik Kemerdekaan TIM-TIM

Misteri di Balik Kemerdekaan TIM-TIM

Provinsi Timor-timor yang dulunya merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia, saat ini telah memerdekakan diri dan menjadi Negara sendiri. Bahkan dengan merdekanya Timur-timur, membuat Timur-timur saat ini menjadi salah satu Negara yang mulai sejahtera, jika dibandingkan sebelum memisahkan diri dari Indonesia.

Apa sebenarnya misteri dibalik keinginan masyarakat Tim-tim untuk merdeka dari Indonesia, kalau lah kita mau kembali membaca sejarah, dan kembali membuka lembaran-lembaran buku yang dikarang oleh salah satu pengagum Soekarno dan penggugat Seoharto yakni Wimanjaya K Liontohe disana dikupas bahwa Indonesia mencaplok Tim-tim karena memang Timor-timor merupakan Negara Kaya, jadi wajar Kalau Soeharto pada saat itu berkeinginan besar mencaplok Tim-tim ke Indonesia dari jajahan Portugis 350 tahun silam. Namun sayangnya, pencaplokan yang dilakukan Soeharto hanya sebatas pemanfaatan sumber kekayaan yang ada di Timtim, sementara timbal balik pembangunan untuk TIMTIM tidak sebanding dengan kekayaan yang dikerok di bumi TIMTIM tersebut. Jadi wajar kalau TIMTIM ngotot untuk memisahkan diri dari Indonesia sesuai dengan arti dari TIMTIM yakni Timor Ingin Merdeka Tapi Indonesia Melarang (TIMTIM).

Di Tim-tim memiliki persediaan minyak bumi di Palung Celah Timor termasuk terbesar di dunia, yang bisa menghasilkan Milyaran dollar tiap tahun yang saat itu membuat Portugal menyesal meninggalkan Timor-timor dan sekarang menggugat Indonesia dan Australia ke Mahkamah Internasional di Den Haag.

Kekayaan Timor-timor tidak hanya minyak bumi, disana ada nikel, perak, Uranium, mas. Salah seorang peneliti Muller pada tahun 1991 mengemukakan Timtim dalam angka sebagai berikut, Produksi Kayu Cendana selama 4 tahun dari 1986-1990 mencapai 862.744 ton, minyak cendana 1.500 ton, bubuk cendana 394.700 ton, potensi Marmer Pualam di Emera dan Bobonaro 48.212.437/m3, di Ainaro 95.525.000/m3, di Aileu 2.920.00/m3, di Manufahi 2.949.421.000/m3. Jumlah hewan tahun 1976-1987 meliputi Sapi 204.293, Kerbau 16.948, Kuda 158.190, Kambing 367.553, Domba 94.709, Babi 580.362, Ayam 1.814.404, Itik 109.408 ekor.

Hasil perkebunan eks-Portugis seperti kayu cendana, ternak-hewan, Kopi, Nenas, Gula dan Marmer Pualam di ekspor keluar negeri dengan monopoli Tutut Siti Hardiyanti Suhartoputri beserta beberapa jenderal dan Cina-cina konglomerat yang dikelola PT Tiara, PT Batara Indra, PT Marinam PT Neediak, PT Marmer Alam Tim-tim.

Keuntungan yang dikeruk para penguasa Jakarta dari ekspor 465 tonminyak kayu cendana kemasan 50 kg @US dollar 150/kg lewat Jakarta US Dollar 69.750.000 x 10.000 = 7.500 Milyar,- belum lagi kekayaan Timtim dalam bentuk keindahan alam wisata, industri rumah dan tekstil tradisional, karang laut, rumput laut, ikan, udang pertanian padi, sayur-mayur, buah-buahan dan lainnya.

Sementara pada saat itu, apa yang dikasih Pemerintah kepada Timtim, seharusnya Provinsi yang kaya raya ini dibina dan diberikan sesuai dengan hasil alam yang ada. Sehingga tidak membuat masyarakt Timtim ingin memerdekakan diri dan lepas dari Indonesia, kalau seandainya mulai dari pembangunan, fasilitas diberikan ke TIM-TIM penulis yakin tidak ada kata bagi TIM-TIM ingin merdeka dari Indonesia. Sebab yang didapat Tim-tim saat itu hanya sebuah pembangunan jalan aspal, gedung-gedung sekolahg, kantor-kantor dan patung Kristus di Timtim yang tidak seberapa pengorbanan yang diberikan pemerintah pada rezim soeharto jika dibandingkan keuntungan ekonomi yang didapat saat itu. Ditmba 400 ribu nyawa penduduk TIMTIM yang hilang selama “Pendudukan” tentara Jakarta selama 20 tahun. Kehilangan kemerdekaan dan hak asasi penduduk TIMTIM jauh lebih berharga dan tidak dapat diukur nilainya dengan uang, jalan aspal dan bangunan gedung yang sekelumit itu. Jadi wajar jika Soeharto saat itu lengser, masyarakat TIMTIM dengan segera meminta agar TIMTIM lepas dari Indonesia dan bisa menjadi Negara sendiri yang akhirnya pada massa Habibiepun dilepas. Seperti itulah gambaran misteri dibalik kemerdekaan masyarakat TIMTIM. Salam (***)

Sumber Bacaan

Buku Drs Wimanjaya K Liotohe dengan judul 20 kesalahan Presiden SOeharto


Muhammad Samin