Beranda » Sejarah: History atau His Story?

Sejarah: History atau His Story?

Sejarah, atau dalam bahasa Inggris disebut history, adalah ilmu yang di dalamnya mempelajari masa lampau. Dalam suatu riset seorang sejarawan atau ahli sejarah melakukan beberapa tahapan dalam melakukan penelitian sejarah, yaitu tahap heuristik (pencarian data), verifikasi (peninjauan ulang), interpretasi (penerjemahan), dan historiografi (penulisan). Dari keempat tahapan itu, interpretasi sejarah menjadi sangat penting karena di titik inilah seorang sejarawan dituntut untuk menggunakan objektivitasnya dalam menerjemahkan suatu data menjadi informasi yang diakui sebagai fakta sejarah.

History atau His Story?

Namun kenyataannya manusia adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari unsur subjektif (telah saya jabarkan dalam tulisan-tulisan sebelumnya mengenai objektivitas). Suatu karya/informasi tidak dapat dikatakan objektif jika masih ada unsur subjektifnya, sekecil apapun kadarnya. Fakta sejarah seringkali diputarbalikkan oleh orang-orang yang berkuasa dan memiliki kepentingan sehingga banyak orang yang menganggap ’sejarah’ hanyalah ‘ceritanya’ (history is his story).

“Sejarah ditulis oleh pemenang.”

Oleh karena itu, dalam menyerap informasi atau fakta sejarah, kita sebaiknya merujuk pada berbagai sumber dan pihak yang sekiranya berlawanan, jangan cuma informasi yang berasal dari ’sang pemenang’ saja. Apa alasannya? Ya supaya kita bijak dalam mengambil kesimpulan. Sudah banyak korban yang berjatuhan akibat pemahaman sejarah yang setengah-setengah.

Hanya pemenang yang bisa mengatur sejarah. Pemberontak yang berhasil menumbangkan suatu pemerintahan dianggap sebagai pahlawan karena ia pemenang. Lain halnya jika suatu pemerintah yang sukses menumpas pemberontakan, maka pemerintahlah yang menjadi pahlawan karena ia pemenang. Maka dari itu, jika kita ingin mengubah sejarah, jadilah seorang pemenang.

Jadi, sejarah itu…

Sejarah itu ya ilmu, yang tentunya bermanfaat. Meskipun tidak lepas dari unsur subjektif, kita jangan langsung menolak mentah-mentah fakta sejarah yang dihasilkan dari penelitian para sejarawan. Ada banyak peristiwa-peristiwa sejarah terjadi selama peradaban manusia terlahir sampai kita membaca tulisan ini. Semua itu ada bukan tanpa sebab, tetapi untuk diambil pelajaran dan hikmahnya. Sebagai penutup, mari kita ingat lagi jargon yang dipopulerkan oleh Bung Karno Sang Proklamator kita.

“JAS MERAH, jangan sekali-kali melupakan sejarah.”

Sekian.
Fahri R