Beranda » Emporium di Asia

Emporium di Asia

Sejak abad ke-10 dan 11, di Asia mulai bermunculan kota-kota pelabuhan yang mempunyai fasilitas lengkap untuk memudahkan para pelaut. Kota-kota pelabuhan ini memiliki fasilitas lengkap untuk memperbaiki kapal dan menyuplai kebutuhan logistik kapal. Juga di kota pelabuhan ini, para pelaut yang merupakan pedagang tersebut bisa menggelar dagangan selain mendapat barang dagangan yang mereka butuhkan. Kota pelabuhan ini dinamakan dengan emporium.

Kota-kota pelabuhan yang tersebar di Asia di antarannya adalah Aden dan Mocha di Laut Merah; Muskat, Bandar Abas dan Hormuz di Teluk Persia; Kambai dan Kalikut di Laut Arab; Satgaon di Teluk Benggala; Malaka di Selat Malaka; dan Nanking di Laut Cina.

Adanya Emporium ini merubah pola pelayaran perdangan. Hingga abad ke-10, pelayaran perdangan menempuh satu jalur yang tidak terputus dari Barat ke Timur atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan belum banyaknya pelabuhan-pelabuhan di sepanjang jalur pelayaran yang dilalui. Namun sejak adanya emporium-emporium yang disebutkan di atas, jalur pelayaran menjadi lebih mudah. Dengan fasilitas yang terdapat di setiap emporium, para pelaut dan pedagang tidak harus menempuh jarak tak terputus dari Barat ke Timur atau sebaliknya, namun cukup singgah di salah satu emporium. Para pedagang dari Timur Tengah cukup berlayar membawa komoditas dagangannya sampai Kambai atau Kalikut saja, dari emporium ini, para pedagang India akan mengangkut barang komoditas dagangan tersebut ke Malaka. Begitupun untuk para pedagang Cina, dengan adanya emporium, mereka tidak perlu berlayar hingga Timur Tengah atau India untuk mendapatkan komoditas dagangan yang diperlukan, tapi hanya cukup sampai Malaka. Singkatnya, sistem emporium di Asia telah memperpendek jalur perdagangan laut.

(disarikan dari Mohammad Iskandar. “Nusantara dalam Era Niaga sebelum Abad ke-19”

Ryan Prasetia Budiman