Beranda » Dari Gadjah Mada Sampai Wali Sanga

Dari Gadjah Mada Sampai Wali Sanga

Gadjah Mada adalah aktor oetama dari sekian banjak peristiwa besar jang terdjadi di Madjapahit. Peran Gadjah Mada sebagai Mahapatih tidak hanja sekadar mewarnai merah biroenja keradjaan Noesantara itoe. Dialah jang berperan besar membentoek konsep kenegaraan “modern” Madjapahit, membangoen infrastroektoer pemerintahan jang koeat, dan menggerakkan politik loear negeri jang mengagoemkan.



1346977721243273011

Keberhasilan ekspedisi Pamalajoe yang digoelirkan Gadjah Mada hanjalah salah satoe contoh kehebatannja. Ekspedisi fenomenal itu boekanlah politik ekspansif, namoen soeatoe bentoek kebidjakan politik internasional jang sangat cerdas. Kebidjakan itoe tidak lain adalah oentoek menjatoekan kekoeatan-kekoeatan Noesantara agar mampoe berhadapan dengan kekoeatan doenia internasional lainnja.


Boekoe ini tidak hanja mengoelas berbagai kehebatan Gadjah Mada, tapi djuga latar belakang kehidoepan dan sisi manoesiawinja sebagai seorang mahapatih, hingga keterhoeboengannja dengan masa Wali Sanga. Apa jang ditoelis, beloem banjak dioengkap oleh para sedjarahwan dan para penoelis kisah Gadjah Mada lainnja. Bokekoe ini sedikit banjak akan memberikan gambaran lain dari sosok Gadjah Mada jang selama ini dikenal masjarakat.

Joedoel: Dari Gadjah Mada Hingga Wali Sanga

Penoelis: Riyanto Tri Wahono

Penerbit: Kreasi Watjana, Jogjakarta

Cetakan: pertama, 2008

+++

Ada beberapa kedjanggalan dalam boekoe jang ditoelis oleh Riyanto Tri Wahono (RTW) ini, di antaranja adalah:

1) Tribhoewana Toenggadewi (TT) mempoenjai seorang iboe bernama Dara Petak (DP).


2) Dara Petak (DP) meroepakan adik Dara Jene (DJe), iboenja Gadjah Mada (GM).



3) Hajam Woeroek (HW) meroepakan anak biologis dari TT dan GM.



4) Ihwal Perang Boebat (PB) jang meroepakan intrik trah Ken Arok - Ken Dedes jang tak ingin “kekoeasaannja” tersingkir oleh trah Soenda jang dipimpin seseorang bernama Socawengroem (SW), istri Gadjah Mangoeri (GMa), iboe mertoea HW.



Kedjanggalan terseboet dapat didjelaskan dengan kalimat di bawah ini.



1) Sebagaimana sedjarah jang diketahoei oemoem bahwa TT mempoenjai iboe bernama Gajatri jang bergelar Radjapatni. Gajatri Radjapatni (GR) meroepakan poetri Kertanegara (KN), radja terbesar dan terakhir Keradjaan Singhasari, kemoedian mendjadi permaisoeri Raden Widjaja (RW) menggantikan DP jang wafat. DP dan RW mempoenjai poetra bernama Djajanegara (DN). Oleh karena DP wafat itoelah kemoedian DN diasoeh oleh GR. GR dan RW mempoenjai poetra antara lain TT. Dengan demikian DN dan TT besar dalam pengasoehan GR.



Kemoedian sepeninggal RW, DN jang bertahta menjadi Radja Madjapahit. Hal itoe sesoeai kaidah tak tertoelis bahwa poetra tertoea dari permaisoerilah jang mendjadi radja berikoetnja. Kemoedian DN poen wafat, tetapi tanpa mempoenjai ketoeroenan. Oleh karena GR jang mendjadi permaisoeri, maka kepoetoesan ada di tangannja. Oleh karena GR lebih soeka menjadi bhiksoeni, maka tahta diberikan kepada poetrinja, jakni TT.



Saja kira itoelah kronologis penoelis beranggapan bahwa GR adalah DP ataoe doegaannja bahwa djoestroe jang permaisoeri adalah GR sehingga menganggap bahwa GR dan DP adalah satoe orang, hanja beda nama. Hal itoe tampak pada kalimat bahwa jang dikatakan KN bahwa ia merasa soedah terlaloe toea oentoek menikahi gadis belia sehingga ia mengangkat DP sebagai poetri terketjilnja. ”Sebagai poetrikoe engkaoe memiliki tiga orang kakak, Djah Triboewaneswari, Djah Narendradoehita, Djah Prajnaparamitha, dan engkaoe sendiri koeberi nama Djah Gajatri”.



2) Oleh karena poin 1 itoelah kemoedian berimbas pada poin 2. Seperti diketahoei bahwa pada era KN, panglima tentara Singhasari Kebo Anabrang (KA) membawa doea orang poetri Srī Mahārādja Srīmat Tribhoewanarādja Maoeliwarmmadewa, radja Keradjaan Dharmasraja sebagai tanda persahabatan Melajoe dengan Singhasari. Doea poetri itoelah jang bernama DP dan DJe.



Penoelis mendoega bahwa DP itulah GR sedangkan DJe adalah kakak DP jang meroepakan iboenja GM. Sebabnja, masih ada seorang lagi jang meropekan saoedara DP dan DJe, jakni Dara Jingga (DJ). Dje meroepakan saoedara tertoea, kemoedian berikoetnja DJ, baroe kemoedian jang termoeda DP.



Menoeroet penoelis poela, Wali Sanga Angkatan Pertama jang soedah berada di Madjapahit di zaman GM berhasil mengislamkan GR (iboenja TT), Dje (iboenja GM), Cakeswara (ajah HW, soeami TT), dan TT. Namoen ada jang berpendapat poela GM poen pada masa toenja masoek Islam.



3) Analisis saja, berdasarkan kedekatannja dengan TT dan HW, poetra mahkota TT, GM didoega oleh penoelis sebagai soeami TT dan sekaligoes “ajah biologis” HW. Maksudnya, TT dan GM melakoekan perkawinan soetji sehingga TT tetap perawan dan Gm tetap perjaka. Hal itoe mengingat eratnja kerja sama antara HW dan GM sehingga pantas disebut sebagai Dwi-Toenggal Madjapahit (DTM). Oleh sebab kepemimpinan DTM itoelah Madjapahit mencapai poencak kedjajaannja.



Penoelis kembali meroenoet sedjarah bahwa HW boekanlah anak biologis GM pada halaman lain dalam boekoenja sendiri. Tepatnja, penoelis menoelis bahwa HW adalah “anak ideologis” GM dengan TT. Apakah maksud anak ideologis? Menoereot analisis saja, penoelis menganggap demikian karena faktanja kedjajaan Madjapahit, jang “berhasil” menjatoekan sebagian besar keradjaan-keradjaan di Noesantara dalam keradjaan kesatoean Madjapahit jang berfalsafah Bhinneka Toenggal Ika, di tangan DTM. Sementara menoeroet sedjarah jang diketahoei oemoem, ajah biologis HW adalah radja Singhasari Cakradhara/Bhre Cakeswara, soeami TT.



Menoeroet penoelis, GM meroepakan poetra asli Batak. Ia dilahirkan di tepi Danaoe Toba, poetra Si Radja Sori Mangaradja dari Tanah Toba, beladjar ilmoe di negeri Minang dan sekaligus meroepakan anak angkat Radja Tanah Minang, dan mendjadi orang di tanah Djawa. Ternjata TT, GM, dan Aditjawarman adalah saudara sepoepoe. Sebabnya, iboe mereka adalah poetri-poetri Srī Mahārādja Srīmat Tribhoewanarādja Maoeliwarmmadewa, radja Kerajaan Dharmasraya (Sriwidjaja). TT adalah poetri Dara Petak (DP), GM adalah poetra Dara Jene (Dje), dan Aditjawarman jang kelak mendjadi Radja Tanah Minang adalah poetra Dara Jingga (DJ).



4) PB meroepakan titik lemah GM dan HW. Namoen penoelis mendoega bahwa ketragisan PB boekan kesalahan GM. Joestroe karena oelah SW, istri GMa, sehingga GM datang terlambat di pernikahan agoeng HW dan DPl jang terlebih dahoeloe dilakoekan oepacara pendjempoetan di Boebat. SW meroepakan wanita bangsawan trah Wangsa Radjasa (Ken Arok - Ken Dedes), anak selir Raden Widjaja jang sebetoelnja hasil perselingkoehan dengan Arja Kalagemet, nama DN sewaktu masih moeda. GMa meroepakan orang kepertjajaan GM jang tidak tahoe banjak sepak terdjang istrinja sendiri.



SW-lah jang mendisain terdjadinja PB sehingga menewaskan radja Keradjaan Soenda-Galoeh jang bergelar Praboe Lingga Boewana (LB) dan putri Prabu LB bernama Djah Pitaloka (DPl) jang soedah didjodohkan dengan HW. SW melakoekan itoe dengan harapan poetrinja-lah jang mendjadi permaisoeri HW. Dengan demikian coecoenjalah jang akan mendjadi radja Madjaphit sepeninggal HW kelak. SW soedah memandang jaoeh ke depan bahwa ambisinja sebagai trah Ken Arok-lah jang tetap berkoeasa di Madjapahit, boekan trah Soenda. Padahal leloehoer mereka sendiri, jakni RW poen berdarah Soenda. Menoeroet penoelis, bila HW menikah dengan DPl maka akan lahir tokoh besar, manusia setengah dewa jang memang haroes lahir dari seorang wanita Pasoendan jang aboenja lebih toea dari HW.



Memang benar, dengan terboenoehnja DPl, maka HW kemoedian memilih poetri SW mendjadi permaisoerinja. Kemoedian memang Madjapahit diteroeskan oleh trah Ken Arok.



Memang jang namanja “kekoeasaan” menyilaoekan mata hati.



+++



Memang penoelis menjatakan sendiri dalam boekoenja bahwa ia menoelis boekoe ini setelah mendapatkan cerita dari doea teman gaib jang penoelis temoei dalam mimpi. Penoelis saat itoe pada malam satoe Suro sedang berada di Poencak Goenoeng Lawoe. Memang doea orang itoe tidak menjoeroeh penoelis oentoek pertjaja, tetapi disoeroeh mentjari tjaerita rakjat tentang Tongkat Sakti Toenggal Panaloean, Kisah Si Radja Batak, Kisah Perdjalanan Alexander Agung, Kisdah Datoek Perpatih Sabatang dan Datoek Katemanggoengan, Hikajat Dapoenta Hjang, Kisah Kebo Anabrang, Tjerita Rakjat Lamongan, Keradjaan Pagaroeyoeng Kedoea, Hikajat Parahjangan, Kisah Ratoe Boko, Kisah Radja-radja Bali, dan lain-lain.



Pada kesempatan lain, saja bertandang ke roemah penoelis novel sedjarah Panembahan Senapati, jakni Gamal Kamandoko (GK). Menoeroet penoelis berdarah Djawa, asli Solo, tetapi sempat beberapa tahoen hidoep di tanah Soenda, GM boekanlah pemersatoe Noesantara. Joestroe GM adalah seorang pentjaplok wilajah merdeka jang ambisioes nan djahat sebagaimana Kubilai Khan. Gamal bersepakat dengan penoelis asal Djawa Barat jang menjeboetkan bahwa GM meroepakan seorang ambisioes jang mentjaplok wilajah-wilajah merdeka.



GK djoega berpendapat lebih masoek akal bila GM meroepakan asli Soematra ketimbang Djawa. Sebabnja, nama gadjah pada masa itoe tidak ditemoei di tanah Djawa. Gadjah meroepakan binatang asli Soematra. Sementara di tanah Djawa nama jang oemoem adalah mahisa atau kebo jang berarti kerbau. Djoega nama ajam, seperti halnja nama Hajam Woeroek (HW).



Namoen demikian mengingat banjak boekoe legenda dan fiksi sedjarah tentang Mahapatih GM jang soedah terbit dan beda moeatannja, maka penoelis boekoe ini, yakni RTW, GK, dan saja menjerahkan penilaian sepenoehnja kepada pembatja, tjerita mana jang lebih mendekati logika pembatja.

Salam Indonesia Kita!

Banyu Wijaya