Tentang Abu Ubaidah Ibn Jarrah
[ 14 ] أبو عبيدة بن الجراح اسمه عامر بن عبد الله بن الجراح
Abu Ubaid bin Al-Jarrah nama aslinya Amir bin Abdullah bin Al-JarrohAbu Ubaidah bin Jarrah terlahir dengan nama lengkap Amir bin Abdullah bin Al Jarrah bin Uhaib bin Dhabah bin Al Harist bin Fahr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Muhdar bin Nizar bin Ma`ad Al quraisy Al Fihry al maky. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah SAW pada Fihry. Ia adalah anak dari Abdullah bin Jarrah, seorang yang tidak mengakui dan menolak ajaran Islam.
Dalam Manaqib Ali bin Abi Thalib Karomallahu Wajhu yang disusun Az Zamakhsyari, disebutkan bahwa Abu Ubaidah bin Jarrah merupakan salah seorang dari sepuluh sahabat Nabi SAW yang dijanjikan masuk surga (As Sabiqunal Awwalun). Mereka adalah Khulafaurasyidin yang terdiri dari Abu Bakar Ash-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Lalu Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, Sa’id bin Zaid bin Amru bin Nufail dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Merekalah yang disebutkan dalam Surat At Taubah Ayat 100.
Allah SWT Berfirman,
orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.(QS. At Taubah : 100)
Sifat Abu Ubaidah
Disisi lain, Rasululah juga amat mencintai Abu Ubaidah. Dia adalah orang yang dapat dipercaya oleh nabi. Dalam suatu riwayat mengatakan, Abdullah bin Syaqiq bertanya kepada Aisyah siapakah sahabat Rasulullah yang paling dicintai Rasul? Aisyah menjawab,” Abu Bakar, lalu umar, lalu Abu Ubaidah bin Jarrah.”
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga amat mempercayai Abu Ubaidah. Dibuktikan ketika dua orang uskup Nasrani asal Najran mendatangi madinah untuk menemui Rasulullah SAW untuk meminta dicarikan seseorang yang bisa menengahi dan menjadi hakim bagi persoalan di Najran sekaligus mengajarkan perihal agama Islam. menjanjikan seseorang yang dapat dipercaya bagi mereka. Para sahabat bertanya-tanya siapakah yang menjadi orang kepercayaan Nabi SAW.
لِكُلِّ أُمّةِ أَمِيْنٌ, وَأَمِيْنُ هَذِهِ الأُمّةِ، أَبُوْا عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرّاح
Setiap Umat memiliki kepercayaan, dan orang kepercayaan dari umat ini, ialah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.Abu Ubaidah mengaku senang atas penunjukkan dan pemberian amanat ini dan segera ikut untuk pergi ke Najran. Ia menjadi suri tauladan bagi warga Najran hingga masa tugasnya di Najran berakhir.
Abu Ubaidah memang begitu dicintai banyak orang, terlebih para Sahabat Nabi. Bahkan, ketika Rasulullah SAW wafat, banyak orang dating kepadanya dengan maksud membai’at dirinya termasuk Umar bin Khattab sebagai pemimpin pengganti Rasulullah SAW bagi umat Islam saat itu. Beliau justru mengatakan, “Belum pernah aku melihat kau tergelincir seperti sekarang sejak engkau Islam. Apakah kau akan membaiatku, sedangkan ash-Shiddiq, shahabat kedua Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di Gua Hira’, ada di tengah-tengah kita?” hal ini menyadarkan Umar dan segera menyuruh orang memanggil Abu Bakar dan mengajaknya ke Saqifah bani Saidah. Pada saat itu, kaum anshar sedang melakukan rapat. Abu Bakar pun Bertanya: “Ada apa ini?” mereka menjawab pertanyaan Abu Bakar: “dari kami diangkat amir dan dari kalian juga diangkat amir”. Abu bakar mengatakan bahwa boleh diangkat Amir dari kedua orang yang ditunjuknya, yaitu Umar bin Khattab dan Abu Ubaid. Keduanya mengatakan tidak ada yang menyamai kedudukan Abu Bakar saat itu dan justru membai’at Abu Bakar.
Bahkan, ketika dirinya sudah meninggal dunia Umar bin Khattab masih saja menyebutkan namanya. Diriwayatkan, Umar pernah berkata, “Apabila aku mati, sedangkan Abu Ubaid masih hidup maka aku akan menyatakan ia sebagai penggantiku. Jika Tuhanku menanyakan tentang masalah ini maka aku akan menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya, setiap nabi mempunyai orang kepercayaan dan orang kepercayaanku adalah Abu Ubaidah bin Al Jarrah.” Akan tetapi, Abu Ubaidah saat ini telah wafat.”Tidak Cinta DuniaSalah satu keteladanan seorang Abu Ubaidah adalah penyikapannya terhadap harta. Ia jauh dari kehidupan dalam gerlapnya dunia dan tak pernah memikirkannya. Pernah dalam suatu riwayat yang disampaikan Thabrani dalam Al Kabir dari Malikud Darr (Malik bin ‘Iyadh, Hamba sahaya Umar). Al Hafiz Ibnu Hajar Al Asqalani berkata, “Umar Ibn Khattab radiyallahu anhu mengambil empat ratus dinar, dan memasukkannya ke dalam kantung uang. Lalu ia mengatakan kepada pelayannya, “Bawa ini kepada Abu Ubaidah bin Jarrah radiyallahu anhu dan ikuti ia sesaat, hingga kamu melihat apa yang dikerjakannya (dengan uang ini)!”
Pergilah sang pelayan tadi bemaksud menemui Abu Ubaidah dan mengatakan kepadanya, “Amirul Mu’minin berpesan kepadamu agar menggunakan uang ini untuk memenuhi kebutuhan anda.” Abu Ubaidah menjawab, “Semoga Allah melindungi Umar dan memberikan rahmat kepadanya.” Lalu berkata lagi kepada pelayan Umar, “Bawalah tujuh dinar untuk si fulan, lima dinar untuk si fulan, …” hingga uang itu habis.Dalam riwayat lain yang disampaikan Abu Nuaim, meriwayatkan bahwa urwah berkata, “Umar Ibn Khattab mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah radiyallahu anhu yang ketika itu sedang berbaring di atas alas binatang kendaraannya, dan berbantalkan tas. Lalu Umar berkata kepadanya, ‘mengapa engkau tidak menggunakan sesuatu yang seperti digunakan oleh sahabat-sahabatmu yang lain?” Abu Ubaidah menjawab, ’Wahai Amirul mu’minin, hanya dengan ini aku bisa beristirahat di tengah hari.”Dalam peristiwa yang lain, Mu’ammar juga pernah mengatakan bahwa ketika Umar berkunjung ke Syam, rakyat dan pembesar negeri itu menyambutnya. Lalu Umar berkata, “Dimana Saudaraku?”
Mereka bertanya, “Siapa?”
Umar menjawab, “Abu Ubaidah.”Mereka lalu mengatakan, “Sebentar lagi Ia akan menemuimu.”Ketika Abu ‘Ubaidah datang, Umar turun dan kemudian merangkul Abu Ubaidah dan menanyakan keadaannya. Lalu Umar masuk ke dalam rumah Abu Ubaid. Ia tidak menemukan perabot apapun kecuali hanya pedang, perisai, dan binatang kendaraannya.Kumpulan khotbah Ali Bin Abi Thalib – Sayyid Ahmad Asy SyailaniAr-Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam - Said HawwaTarikh Al-Khulafa - Imam As SuyuthiTafsir Ibnu Katsir Jilid 2 - Dr.’Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu SyaikhTokoh-tokoh yang diabadikan al-Quran, Volume 1 - Abdurrahman Umairah
——Semoga Berkenan, dipersilahkan kritik saran, mohon maaf atas kesalahanRiyan Hidayat