Pada kisah ke 3 Umar RA Amirul Mukminin sekaligus menjadi hakim dan meminta pembagian tugasnya sebagai hakim dengan Ali RA, untuk membantu tugasnya sebagai Amirul Mukminin.
Pada kisah yang ke-4 ini saya akan melanjutkan dengan sebuah protes masyarakat atas kebijaksanaan Umar RA dalam mengemban tugas sebagai Amirul Mukminin (kholifarurrosulullah ke 2).
Kebijakan Umar RA yang memilih hidup sederhana, bahkan dirinya sendiri hanya minta 2 potong jubah untuknya dari baitul mall dan mungkin juga kebijakan untuk syiar Islam ke negeri-negeri yang belum menerima Islam. Ternyata mengakibatkan rakyat yang dipimpinnya cukup merasakan kekurangan.
Pada suatu waktu Umar RA senantiasa berjalan kaki untuk melihat keadaan rakyat. Beliau RA menemukan seorang ibu yang sedang masak dan anak-anaknya sedang menangis di tenda. Kemudian Umar yang seringkali didampingi oleh seorang sahabat (seorang pengawal saja), merasa iba. Dan Umar ra mendekati ibu itu kemudian bertanya: Wahai ibu kenapa anakmu menangis? Ibu itu menjawab mereka lapar, dan Umar ra kembali bertanya: apa yang sedang kamu masak? Ibu itu menjawab: saya masak batu, untuk mengelabui mereka karena tidak punya makanan untuk dimasak. Ibu itu juga mengatakan bahwa Amirul Mukminin tidak adil dalam memerintah negerinya.
Mendengar jawaban ibu itu, Amirul mukminin menangis dalam hati dan mengatakan kepada ibu itu agar menunggunya kembali lagi ke situ.
Umar ra didampingi pengawalnya segera bergegas menuju baitul mall dan mengambil kantong yang berisi perbekalan makanan untuk dimasak. Bekal makanan itu Umar RA angkat dan bawa sendiri sampai kepada ibu tadi. Bahkan saat pengawalnya memintanya agar bekal itu dia bawa, Umar RA mengatakan Apakah Engkau akan menanggung beban Umar nanti di akhirat. Akhirnya pengawalnyapun tertunduk lesu dan sedih karena Umar RA membawa bekal itu sendiri di pundaknya dalam perjalanan yang cukup jauh.
Sampai di tenda ibu itu Umar RA kemudian mengambil semangkok gandum dan beliau masak. Beliau ajarkan kepada Ibu itu caranya memasak yang benar, yakni dengan menaburkan gandum itu sedikit-demi sedikit sambil diaduk-aduk hingga tanak. Tidak dimasukkan sekaligus.
So late be have a good leaders to Indonesian State soon. When if not know?
Muthofarhadi