Sejarah memang lucu, Pak Musso akhirnya melancarkan revolusi di dalam revolusi Indonesia. Sesudah berpeluk-pelukkan dengan bercucuran air mata di istana presiden, 37 hari kemudian Musso berpidato kepada penjual-penjual romusha, dengan susah untuk dimengerti dia berucap “ Ik kom hier om orde te scheppen (Saya kemari untuk membereskan)”.
Dari tulisan diatas dalam buku (orang-orang di persimpangan kiri jalan) yang merupakan skripsi Soe Hok Gie, sekiranya saya mengkritisi bahwa Gie memjelaskan keterkaitannya antara Musso yang dianggap sebagai dalang Peristiwa Madiun 1948 dengan Presiden Soekarno, sebagai kawan sejawat yang sudah menghilang karena Pak Musso berguru di Rusia menjadi aktor penting di organisasi PKI Internasional. Musso yang datang sebagai “ Juru selamat” diterima dengan tangan terbuka oleh Presiden Soekarno, tapi dalam penyampaian kata dalam bahasa Belanda “ Ik kom hier om orde te scheppen (Saya kemari untuk membereskan)”, seakan terasa rancu. Apa benar Musso datang untuk menyelamatkan negara Indonesia dengan cara me-Revolusi dengan motto Jalan Baru Untuk Republik Indonesia. Apa dibalik semua ini Musso memanuver dengan jalan Revolusi dengan keadaan Indonesia yang carut marut pada sekitaran tahun 1948, setelah Indonesia merdeka. Sampai sekarang pun masih menjadi misteri bagi sejarah itu sendiri dengan keterlibatan Musso di peristiwa “Peristiwa Madiun ” 1948.
sumber Foto
(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgshlK69xSULLbXniCbUrvb99PKo9tnRnJymSrX-HfqA5bejlDUclgejF6I_GjaozanoHBoFaSeTpedbSxzOz4qPCvYBitqIDplTfu6UsCVtdhEp7HYseonwIub6soyAQhShf0zXgUZy3dV/s1600/g-3.jpg)
Priya Purnama