Masjid Kul Sharif di Kazan, Rusia.
Sejarah Tatarstan dapat ditelusuri dari kehidupan etnis Bulgaria dan Finno-Ural di tepi Sungai Volga, sekitar abad ke-6 hingga abad ke-10 M.
Mereka telah membangun peradaban yang tinggi di sana, serta menjalin hubungan dengan banyak negara, baik dari Timur Tengah ataupun Asia Tenggara.
Catatan paling awal yang berhasil ditemukan mengenai kontak hubungan tersebut adalah pada masa Dinasti Abd-al Malik yang berkuasa tahun 685-705 M. Selama lebih dari 100 tahun, Islam pun berkembang di wilayah itu dan berlanjut hingga masa Dinasti Mamun-ur-Rashid.
Puncak dari upaya penyebaran Islam terjadi ketika etnis Bulgaria memeluk agama ini tahun 922, sekaligus memproklamirkannya sebagai agama resmi negara. Selanjutnya, wilayah itu menjadi makin berkembang dan penduduknya hidup sejahtera.
Hingga kemudian terjadi invasi bangsa Mongol di bawah pimpinan Bantu Khan pada tahun 1236, tetapi tetap tidak banyak berpengaruh pada tatanan hidup masyarakat setempat.
Bangsa Mongol justru secara bertahap berasimilasi dengan etnis Bulgaria yang kemudian keturunannya dikenal dengan etnis Tatar. Wilayah itu sendiri tetap berada di bawah kendali kerajaan yang kuat, Golden Horde, namun beberapa tahun berikutnya terpecah menjadi beberapa negara kecil.
Penerus kerajaan Horde tadi adalah Khanate Kazan yang berdiri tahun 1445. Dan, sekarang etnis Tatar memandang Khanate ini sebagai peletak dasar dari republik mereka.
Tahap kedua, sejarah Tatarstan mengambil waktu di tahun 1552 ketika Tsar Ivan menaklukkan Kazan dan Khanate. Warga Muslim lantas dipindahkan ke daerah pinggiran kota, yang disusul gerakan kristenisasi tahun 1593, Tsar Ionnovitch mengeluarkan kebijakan untuk menghancurkan seluruh bangunan masjid yang ada di wilayah tersebut dan berlanjut hingga masa kekuasaan Tsarina Anna pada abad ke-18.
Namun, pada masa Tsarina Catherine, kebijakan itu dihapuskan. Dia justru membolehkan pembangunan kembali masjid dan menghapuskan banyak larangan bagi kaum Muslim. Maka, masjid pertama pun dibangun tahun 1766-1770 yang diberi nama dari seorang cendekiawan Muslim, Mardzhani.
Pada periode inilah, warga Muslim Kazan mendapat kebebasan beragama lagi. Mereka pun merengkuh lagi kejayaan yang dulu pernah dicapai, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan.
Kazan, sekali lagi, menjadi salah satu pusat pendidikan agama Islam. Akan tetapi, mulai awal abad ke-20, saat kaum Komunis Soviet berkuasa, Tatarstan sekali lagi dianeksasi. Maka, pupus kembali kejayaan itu.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya