Sebelum wafat, beliau masih diberi kesempatan bertemu dengan Bung Hatta, yang merupakan teman seperjuangannya, dan juga merupakan mantan Wakil Presiden, disaat Bung Karno menjadi Presiden. Itulah saat terakhir perjumpaan beliau dengan Bung Hatta, setelah Bung Hatta mundur dari jabatan Wakil Presiden. Pertemuan itu pulalah merupakan momentum untuk bermaaf-maafan antara Bung Karno dan Bung Hatta.
Bung Karno sangat terharu saat dikunjungi Bung Hatta, dia sempat menitikkan airmata, begitu juga Bung Hatta. Bung Hatta dalah orang yang dikagumi Bung Karno karena Prinsifnya, begitu juga Bung Hatta, mengagumi Bung Karno karena keberanian dan kecintaannya pada Bangsa dan Negara. Yang membuat Bung Hatta sedih adalah melihat perlakuan pemerintah pada Bung Karno, dimata Bung Hatta pemerintah tidak memperlakukan Bung Karno selayaknya.
Tapi Bung Karno sama sekali tidak pernah marah atau kecewa terhadap perlakuan Pemerintah Orde Baru saat itu. Memang banyak orang yang tidak bisa menahan air mata saat melihat keadaan Bung Karno dalam pengasingan itu, berbagai spekulasi pun muncul tentang kematian beliau, tapi tetap saja kematian Bung Karno dianggap memang sudah waktunya, bukanlah karena sebuah rekayasa politik. Begitulah kebesaran jiwa keluarga Bung Karno menerima keadaan itu.
Bung Karno yang dilahirkan pada 6 Juni 1901, dan wafat pada 21 Juni 1970. Beliau wafat dalam usia 70 tahun. Tidak ada perayaan istimewa dihari wafatnya beliau ini, kita hanya bisa mengenangnya saja. Pemerintah Indonesia pun tidak merayakan hari wafat beliau, mungkin beliau dianggap bukanlah siapa-siapa yang perlu diperingati hari wafatnya. Konon kabarnya sampai hari ini pun Gelar Pahlawan Nasional tidak diberikan pada Bung Karno, karena beliau sudah diberi gelar Pahlawan Proklamator. Semoga Arwah Almarhum Pejuang Besar Kemerdekaan Repubulik Indonesia, Ir. Soekarno memperoleh tempat yang layak disisi-Nya.
Ajinatha