Beranda » Memahami Sunnah Nabi dalam Kemasan Cerita

Memahami Sunnah Nabi dalam Kemasan Cerita

1342325329630541941


Ahli sunnah adalah kelompok umat islam yang selalu berpegang teguh dengan sunnaturrosul SAW. Sunnah Rasul itu ada 3 yaitu Qouliyah, Fi’liyah dan Taqririyah.



Sunnah Qouliyah : Suatu ketika terdapat seorang lelaki yang berniat untuk meminang seorang wanita yang bernama Ummu Qais. namun wanita itu menolaknya kecuali lelaki itu mau ikut berhijrah dari Makkah ke Madinah. Maka, hijrahlah lelaki tersebut, dan kemudian berhasil meminangnyanya sesuai permintaan wanita yang bernama Ummu Qais. sejak itu terkenallah lelaki itu dengan sebutan Muhajir Ummu Qais (orang yang berhijrah karena Ummu Qais).


Jelas sudah lelaki tersebut berhijrah karena mempunyai niat untuk menikahi seorang wanita bernama Ummu Qais bukan untuk meraih pahala berhijrah. Sahabat nabi Muhammad SAW. yang terkenal gagah berani yaitu Umar bin Al Khottob rodiallohuanhu berkata: Saya mendengar Rosululloh alaihisolatu wassalam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.


Sunnah Fi’liyah : Di kisahkan oleh Abu Hurairah ra. suatu ketika ia melakukan sholat bersama Rosulullah SAW dimasjid, setelah selesai dua rakaat kemudian salam padahal seharusnya empat rakaat, bertanyalah salah satu sahabat yang bernama Dzu Al- Yadain, “Ya Rosulallah, apakah engkau lupa atau sengaja mengqasarnya?” kemudian Rosul bertanya kepada sahabat yang lainya, “apakah benar yang diucapkan Dzu Al- Yadain?, para sahabat menjawab, Iya. Kemudian beliau berdiri dan melakukan sholat dua rakaat seperti biasa dan di akhiri dua salam.



Sunnah Taqiriyah : Rosulullah tidak melakukan, Rosulullah juga tidak memerintah dan tidak meminta, yang melalukan sahabat-sahabatnya tapi oleh Rosulullah dibenarkan, maka menjadi sunnah, namanya sunnah taqririyah.


Rosulullah tidak pernah memuji dirinya sendiri, tidak pernah memerintah kesiapa saja untuk memunji dirinya dan juga tidak pernah merekayasa memuji atau menyanjung-nyanjung dirinya sendiri, tapi ketika ada sahabat memujinya rosulullah menerima.


Di kisahkan ada seseorang bernama Ka’ab bin Zuhair bin abi salmah, dia mencaci Rosulullah luar biasa. Muhammad itu kalau malam berkumpul dengan sahabatnya dan minum minuman keras, kalau sudah mabuk berbicara yang bukan-bukan (maksudnya al-qur’an), kata Ka’ab.


Mendengar seperti itu para sahabat meminta izin kepada nabi Muhammad SAW. untuk mencarinya dan jika sudah ketemu minta izin untuk membunuhnya, sebelum tertangkap ka’ab bin zuhair ketakutan, datanglah ia ke Madinah waktu sholat subuh, sehabis sholat subuh ia menemui Rosulullah dengan muka tertutup sorban merah, lalu Ka’ab berkata. Ya Muhammad, saya mendengar kamu dicaci-maki oleh ka’ab bin zuhair. Betul, kata Rosulullah. kemudian Ka’ab bertanya lagi, Saya mendengar sahabatmu lagi mencari, kalau ketemu mau dibunuh?. Iya, kata Rosulullah. kemudian bertanya lagi, kalau dia kesini minta maaf bagaimana?. Saya maafkan, kata Rosulullah. kemudian bertanya lagi, kalau masuk Islam bagaimana? diterima tidak, di percaya tidak?. Saya terima dan saya percaya, kata Rosulullah.



Akhirnya dibuka tutup mukanya dan berkata, saya Ka’ab bin Zuhair yang mencaci-maki kamu silahkan akan kamu apakan. Ka’ab Bin Zuhair meminta maaf kemudian masuk Islam, dan Rosulluh memaafkanya dan menerima Islamnya. Ka’ab duduk didepan Rosulullah, lututnya bertemu dengan lutut nabi dan tanganya ditelakkan dikedualutut nabi seraya berkata:


Banat su’adu faqolbil yauma matbulu # Mutayamun itsroha lam yufda makbulu


Yas’aa wusatu bijanabaiha waquluhumu # Innaka yabna abi salma lamaqtulu


Waqola kullu kholilin kuntu amuluhu # Laulfiyannaka inni anka masgulu


Faqultu kholu sabili la aba lakumu # Fakullu ma qoddaror rohmanu maf’ulu


Kullu ibni untsa wa in tholat salamatuhu # Yauman ala alatin hadba’a mahmulu



Unbi’tu anna rosulallah auadani # Wal afwu inda rosulillahi ma’mulu


Mahlan hadakal ladzi a’thoka nafilata Al # Qur’ani fiha mawa’idun wa tafsilu


La qod aqumu maqoman lau yaqumu bihi # Aro waasma’u ma lau yasma’ul fiilu


La dolla yur’adu illa an yakuna lahu # Minar rosuli bi idnillahi tanwilu


Walhasil isinya memuji nabi Muhammad SAW, nabi itu mulya, pemaaf, gagah berani, sukses dan berhasil menegakkan kebenaran, memberantas ke dholiman dan kemusyrikan, setelah di puji, nabi memberikan selimut yang dipakainya berwarna belang-belang hitam putih dalam bahasa arab disebut burdah, maka setiap ada qosidah atau syiir yang isinya memuji-muji nabi Muhammad SAW. disebut qosidatul burdah.


Didalam tiga cerita tersebut ada berbagai contoh sunnah seperti yang terdapat disalah satu pengertiannya yaitu : As-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri (pensyariatan) bagi ummat Islam.


Uun Nashikhun